Saturday 14 February 2009

selamat jalan om akbar..

Pukul dua belas wita semalam, ayah dapat sms dari tante Siti yang memberitahu kalau Om Akbar—teman sekantor ayah—saat ini dalam kondisi kritis di rumah sakit Haji Darjad. Ayah yang saat itu belum tidur, terkejut. Betapa tidak, sore sebelum pulang kantor ayah sempat main tenis meja sama Om Akbar, tiba-tiba malamnya dinyatakan kritis? Ternyata, sepulang dari kantor Om Akbar pergi main futsal sama teman-teman kantor ayah yang lain. Setiap Jumat malam, mereka selalu main futsal di Sempaja. Ayahku dulu juga ikut. Tapi setelah mengalami cedera lutut dan nggak bisa jalan normal selama beberapa hari, bunda melarang Ayah. Takutnya nanti cedera lagi.
Ragu-ragu ayah mau berangkat menjenguk Om Akbar. Sudah malam banget. Ayah juga belum tidur. Selain itu, semalam aku demam. Setelah dipikir berkali-kali, ayah milih besok pagi aja habis subuh njenguk. Ayah pun lelap.
Setengah jam kemudian, bunda bangun. Bunda buka-buka hape ayah, ada dua sms dan satu panggilan tak terjawab. Setelah dibuka, innalillahi wa inna ilaihi rajiun…, Om Akbar meninggal dunia…
Om Akbar yang segar bugar waktu terakhir sama ayah, beberapa jam setelah itu sudah nggak ada…
Kuasa Allah. Kalau sudah tergariskan seperti itu, tidak ada yang bisa mengubahnya. Mungkin memang takdir Om Akbar di dunia cukup dua puluh lima tahun saja, dan belum sempat menikah.
Untunglah di Samarinda Om Akbar punya saudara. Begitu dinyatakan meninggal, beliau langsung dibawa ke rumah saudaranya di jalan S. Parman. Jam satu dini hari, Ayah berangkat kesana bersama tante Siti, tante Tanti, dan Om Rudi. Di rumah itu sudah berkumpul teman-teman sekantor ayah yang lain. Juga Om-om yang waktu itu main futsal sama Om Akbar, dan masih memakai baju olahraga lengkap.
 Menurut cerita, Om Akbar itu orang yang sulit tidur di malam hari, bahkan seminggu terkahir ini dia mengaku insomnia terus-terusan. Paginya ngantor, Senin—Jumat. Nah, kemarin ditambah lagi dengan main tennis meja dan futsal, bayangkan capeknya, meskipun waktu futsal dia cuma penjaga gawang. Ada dugaan, Om Akbar meninggal karena kerja jantung terganggu. Soalnya semalam waktu futsal baru dapat satu putaran, Om Akbar istirahat dan minum air es. Setelah itu muntah-muntah dan pingsan. Ditambah lagi dia perokok. Kejadian ini mirip dengan yang dialami Alm. Basuki—yang pelawak terkenal itu lo—beberapa tahun lalu.
Setelah disolatkan, rencananya jam sembilan pagi ini Om Akbar diterbangkan ke kampung halamannya di Batang, Jawa Tengah.
Raya nggak begitu mengenal Om Akbar sih. Cuma kalau ketemu pas Raya main ke kantor Ayah, Om Akbar suka say hello sambil becandain Raya. Iya, kata ayah, Om Akbar itu orangnya lucu, hobi ngejokes meski kadang agak konyol dan ‘nyerempet bahaya’. Trus, sempat juga weekend sama Om Akbar ke Tenggarong.
Selamat jalan Om Akbar…, semoga amal ibadah selama hidup om diterima di sisiNya. Amin..

Sunday 8 February 2009

Minggu Pagi di Stadion Sempaja




Beberapa minggu terakhir ini, aku punya kebiasaan baru di hari Minggu pagi. Yup, jalan-jalan pagi sama ayah bunda ke Stadion Madya Sempaja. Stadion ini adalah salah satu stadion yang digunakan pada PON tahun lalu. Kalau nggak salah sih, stadion terbesar kedua setelah stadion utama yang ada di Samarinda Seberang. Disini ada asrama dan hotel atlitnya, ada arena yang disewakan untuk umum (kayak buat futsal), ada musola, tempat parkir yang luas, beberapa lapangan terbuka, dll. lima menit saja dari rumahku.