Dalam rangka mengisi libur panjang akhir tahun ini, ayah bunda mengajak aku mengunjungi tempat-tempat baru. Kalau jumat malam ke taman bermain di Tepian, sabtu sore, giliran kolam renang di villa Tamara yang kami datangi. Kolam renang ini terletak di kawasan perumahan elit di Samarinda. Nggak heran kalau tiket masuknya agak mahal dibanding kolam renang lainnya. Kalau di kolam renang Segiri yang sudah dua kali kukunjungi, tiket masuknya cuma enam ribu per kepala, di villa Tamara 20 ribu! Kata bunda, beli bakso dapat dua mangkok tuh, hehe.. Tapi nggak pa-pa lah, sekali-sekali…
Saturday 27 December 2008
renang di villa tamara
Dalam rangka mengisi libur panjang akhir tahun ini, ayah bunda mengajak aku mengunjungi tempat-tempat baru. Kalau jumat malam ke taman bermain di Tepian, sabtu sore, giliran kolam renang di villa Tamara yang kami datangi. Kolam renang ini terletak di kawasan perumahan elit di Samarinda. Nggak heran kalau tiket masuknya agak mahal dibanding kolam renang lainnya. Kalau di kolam renang Segiri yang sudah dua kali kukunjungi, tiket masuknya cuma enam ribu per kepala, di villa Tamara 20 ribu! Kata bunda, beli bakso dapat dua mangkok tuh, hehe.. Tapi nggak pa-pa lah, sekali-sekali…
Saturday 13 December 2008
weekend ke tenggarong
Sebulan yang lalu teman sekantor ayah mengajak keluargaku berakhir pekan ke Tenggarong. Kota ini adalah ibukota kabupaten Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur. Sejak beberapa tahun lalu, Tenggarong dijadikan sebagai salah satu kota pariwisata di Kaltim. Ironisnya, di sepanjang kanan kiri jalan masih ada bangunan-bangunan kumuh yang mengurangi keindahan kota wisata ini.
Ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di Tenggarong, misalnya jembatan di tengah kota yang mirip dengan jembatan di San Fransisco, museum kerajaan Kutai, Planetarium, dan pulau kumala. Waktu kami sekeluarga ke Tenggarong, yang kami singgahi pertama kali adalah museum. Di dalam museum terdapat banyak benda sejarah kerajaan kutai. Ada singgasana raja, foto-foto sultan dari masa ke masa, guci-guci antik, dan sebagainya.
Thursday 6 November 2008
belajar dengan beragam media
poster ini sekarang dipajang di kamar mandi sama bunda. jadi sambil mandi, raya belajar nama-nama angkutan
Belajar itu bisa dimana saja, kapan saja, dan dengan media apapun. kata bunda, untuk anak-anak seusiaku, sebaiknya proses pembelajarn dikemas dengan cara yang fun (yang menarik, menghibur, dan menyenangkan). Misalnya, belajar sambil bermain atau bernyanyi. Jenis mainan yang sekaligus bisa digunakan untuk belajar disebut mainan edukatif.
belajar membaca nggak melulu harus bersumber pada buku. Kalau aku, selain belajar membacanya pakai buku dan mainan, juga pakai vcd, poster, karpet, dan kulkas. Lo, kok kulkas? Hehe.. maksudnya pakai huruf, angka, dan gambar magnetik yang bisa ditempel di kulkas. Seperti ini nih…
Tuesday 4 November 2008
buku pertamaku
Waktu aku masih dalam kandungan, bunda sudah mengajariku membaca, agar kelak aku juga mencintai buku, seperti ayah bunda. Bunda mengajariku membaca banyak hal. Setiap hari, ayah bunda bergantian menemaniku belajar dan bermain. kalau ayah bundaku membaca buku atau koran, aku selalu ingin ikut-ikutan. Sampai-sampai mereka merasa terganggu oleh ulahku yang suka seenaknya merebut bacaan mereka. bunda suka gemas melihatku tak hati-hati membuka halaman demi halaman bacaannya. Tak jarang aku membuat halaman-halaman itu menjadi kusut bin lecek setelah dengan beringas kuremas-remas. Kalau sudah seperti itu, biasanya bunda akan segera merebut bacaan itu dengan paksa dari tanganku. Dan bisa ditebak, setelah itu aku pasti langsung nangis (hehe…maaf ya bunda, kalau raya selalu membuat bacaan bunda yang baru dibeli jadi kucel seketika, hehe..).
Mungkin karena pertimbangan itu, sebulan lalu bunda berinisiatif hunting buku-buku khusus untuk anak seusiaku, yang kertasnya tebal dan nggak mudah sobek. Sebelum niat bunda terlaksana, ternyata ayah sudah membelikan raya buku. Ukurannya gedeee.. banget, ukurannya kira-kira 50x40 cm. wah, buku pertamaku unik banget… . isinya tentang huruf alphabet, gambarnya menarik plus warna-warni, menggunakan dwi bahasa (Indonesia-inggris), dilengkapi flash card plus cd. Komplit
Setelah buku raksasa itu, bunda membelikanku beberapa buku imut khusus balita. Isinya macam-macam.
inilah koleksi mainanku..
kata bunda, mainan ini membantuku mengenal warna, bentuk, dan tekstur benda. melatih pendengaran (karena kalau dipencet bisa bunyi), dan buat belajar menggenggam
bunda jarang beliin aku mainan. kalaupun beli, pasti yang bermanfaat banget buat aku. kata bunda, yang bisa memaksimalkan potensi kecerdasanku ;). nggak heran kalau mainanku bisa dihitung pake jari. sekarang kondisinya masih tetep bagus, meski ada yang hilang atau agak rusak beberapa.
metamorfosis raya 0-12 bulan
bonekaku cuma empat
Sampai hari ini, aku Cuma punya empat boneka aja. Bunda nggak ngijinin aku punya banyak, biar ntar nggak jadi konsumtif (nggak demen belanja kata bunda). Dari keempat boneka itu, Cuma dua yang beli sendiri. Dua lagi dikasih temannya bunda. Boneka pertamaku adalah boneka kelinci, warnanya pink. Karena itu bunda menamainya ‘pinky’. Pinky dibeli bunda di sebuah pusat perbelanjaan waktu aku berumur sembilan bulan. Boneka kedua adalah boneka puppie, warnanya pink kemerahan, karena itu bunda menamainya ‘bella’. Boneka ini adalah hadiah dari Tante Reni, waktu njenguk aku di rumah sakit (pas kena DB dulu itu lo). Boneka ketigaku adalah si kaki seribu. Bunda memanggilnya ‘bubu’. Boneka ini adalah hadiah ulang tahun dari Tante Heni. Di punggung bubu ada huruf alfabetnya. Jadi kalau main sama bubu bisa sambil belajar mengenal huruf juga. Asyik
Waktu usiaku di perut bunda tujuh bulan ….
Karena kalo sendiri aja, maksudnya berdua aja sama ayah, nggak mungkin. Selain gak tau jalan, juga gak seru. Jalan menuju danau itu
Singkat cerita, bunda nekat ke kelimutu. Bekalnya yakin 100% insyaAllah gak akan terjadi apa-apa. anjing menggonggong, bunda tetap berlalu.hehe. bunda benar-benar tutup telinga atas nada-nada khawatir yang tertangkap oleh indera pendengarannya. Nurutin kata takut, gak bakal sampai ke kelimutu, begitu prinsip bunda.
Sepanjang perjalanan, bunda tampak semangat 45. meski sempat pusing sebentar, bunda gak nyerah. Dasarnya bunda memang suka traveling ke tempat-tempat baru, jadi pantang mundur meski ayah merayu-rayu biar bunda ngebatalin niatnya. Tanjakan demi tanjakaan, tangga demi tangga, terasa seperti jalan lurus bagi bunda. Hingga nggak terasa bunda berhasil sampai puncak! Melihat langsung keindahan danau yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat itu, membuat bunda lupa kalau sedang hamil. Hehe.
Alhamdulillah sampai rumah nggak terjadi apapun yang ditakutkan. Besoknya, ketika yang lain kecapekan, kaki kram, pegel-pegel dan sebangsanya, bunda malah fine-fine aja. Sampai-sampai, orang lain yang lihat kondisi bunda pada heran plus nggak percaya. Yah, mungkin efek sugesti juga ya. Karena bunda selalu bilang padaku, aku harus kuat, gak boleh lemah, makanya selama dalam kandungan aku berusaha gak nyusahin bunda.
Kenyataannya, memang itulah kesempatan emas yang menghampiri bunda dan ayah. Karena waktu usiaku tiga bulan, ayah pindah kerja ke Samarinda. Untung waktu itu ayah bunda ikut ke kelimutu.. kalau gak, cerita ketika menetap di Ende kurang lengkap dong. Orang bilang, belum dikatakan pernah ke
ket foto:
1. kelimutu yang eksotik...
2. ibu hamil menapak tangga menuju puncak gunung, hehe
Monday 3 November 2008
Insiden Akikah-an
Tujuh hari setelah aku lahir, ayah bunda segera mengakikahkan aku, karena pelaksanaan akikah sangat dianjurkan dan lebih baik dilakukan di hari ketujuh setelah kelahiran. Pada hari itu, ayah bunda juga mencukur habis rambut tebal indahku (hiks!), dan mengumumkan nama resmiku (plus mendaftarkan nama itu untuk akte kelahiran). Selain di-akikah, dicukur, dan pengumuman nama, hari itu telingaku juga ditindik trus dikasih sepasang anting imut sebagai tanda kalau aku cewek. Jangan bayangin gimana sakitnya waktu jarum panas melubangi kedua telingaku, sakiiit luar biasa. Ayah bunda aja sampai gak tega melihatku menangis kencang sambil berdarah-darah ketika ditindik oleh bude Tri, bidan yang membantu proses kelahiranku. Begitu proses ‘penganiayaan’ itu selesai, kata ayah bunda, aku kelihatan tambah cantik deh.. hehe ya iyalah, cewek..
Acara akikahanku berjalan cukup lancar. Semua tetek bengek yang berhubungan dengan kambing (mulai dari sembelih, pengolahannya hingga jadi santapan lezat, dan pengemasan) diserahkan ke seorang pemilik warung sate tersohor di Ende, yaitu Wak Kohar. Jasa beliau cukup membantu, mengingat bunda waktu itu kondisinya masih lemah, gak ada saudara dan handai taulan, bahkan kedua nenek kakekku juga gak bisa datang ke
Sebetulnya ayah bunda jauh-jauh hari sudah tahu tentang hal itu, tapi gak yakin, karena begitu banyak orang ‘ngerti’ yang pakai nama sejenis. Misalnya Al Amin Nasution (nyomot nama selebritis DPR nih..). Al Amin
Kalau lembaran kertas yang sudah ditempel rapi itu disobek satu-satu sudah nggak mungkin. Maka dengan segala kerelaan hati, ayah bunda pun bersusah payah mencoret kata ‘Arrahim’ di tiap-tiap kotak, satu persatu, lalu menggantinya dengan kata ‘Yasmin’ yang dicomot dengan spontan. Kalau nggak salah waktu itu jumlahnya 60-an kotak. Insiden yang mengharukan…
Kambing inilah yang rela mengorbankan hidupnya untuk membebaskan ketergadaianku.. (hiks, tengs mbek.. mungkin sudah nasibmu harus berakhir seperti ini. Maaf ya..)
Sunday 2 November 2008
Cerita di Balik Nama
Asmaraya Naura Yasmin. Inilah nama pemberian kedua orangtuaku. Nama yang cantik bukan? Kata Bunda, ada cerita unik di balik pemberian namaku. Konon, dulu nama terakhirku bukan Yasmin, tapi Arrahim. Niatnya sih, mengabadikan nama belakang kedua kakekku yang sama-sama bernama Abdul Rochim. Eh, setelah baca buku fikih bayi, ternyata adab pemberian nama gak ngebolehin (haram) memakai asmaul husna. Karena arti Arrahim
Konon lagi, bunda sudah mempersiapkan nama panggilanku jauh sebelum bunda hamil aku loh. Bunda pengeeen banget ngasih aku nama Raya setelah lihat akting Dian Sastro yang te-o-pe be-ge-te di serial Dunia Tanpa Koma yang tayang di RCTI sekitar tahun 2006. di serial itu, Dian Sastro berperan sebagai Raya, seorang wartawan media terkemuka yang professional menjalankan pekerjaannya. Kebetulan, itulah satu-satunya serial tv yang diikuti bunda dari awal sampai akhir (karena sebenarnya bunda gak suka nonton sinetron
Tentang kata Naura, lain lagi ceritanya. Pas nunggu detik-detik kelahiranku, bunda sedang baca novel Ayat-ayat Cinta-nya Habiburrahman El-Shirazy. Tanpa sengaja bunda nemu nama salah satu tokohnya yang menurut bunda cantik banget, yaitu Noura (yang kelak di layar lebarnya diperankan Zaskia Adya Mecca). Setelah timbang
Sekarang tinggal menggabungkan jadi nama panjang deh. Karena gak boleh pake asmaul husna, biar gak terlalu kecewa banget, ayah-bunda pasang kata Asma (dari kata Asmaul) di depan kata Raya. Kalo digabung jadi Asmaraya. Match