Saturday 13 December 2008

weekend ke tenggarong




Sebulan yang lalu teman sekantor ayah mengajak keluargaku berakhir pekan ke Tenggarong. Kota ini adalah ibukota kabupaten Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur. Sejak beberapa tahun lalu, Tenggarong dijadikan sebagai salah satu kota pariwisata di Kaltim. Ironisnya, di sepanjang kanan kiri jalan masih ada bangunan-bangunan kumuh yang mengurangi keindahan kota wisata ini.

Ada banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di Tenggarong, misalnya jembatan di tengah kota yang mirip dengan jembatan di San Fransisco, museum kerajaan Kutai, Planetarium, dan pulau kumala. Waktu kami sekeluarga ke Tenggarong, yang kami singgahi pertama kali adalah museum. Di dalam museum terdapat banyak benda sejarah kerajaan kutai. Ada singgasana raja, foto-foto sultan dari masa ke masa, guci-guci antik, dan sebagainya.



Puas berkeliling museum, kami meluncur ke pulau Kumala. Pulau kecil ini terletak di tengah sungai Mahakam. Untuk menuju kesana, kita bisa naik kapal fery rame-rame, atau naik perahu disel. Kalau aku kemarin, naik perahu disel. Waktu dinaiki, perahunya seperti mau oleng, goyang-goyang ke kiri dan ke kanan. Seru! Di pulau kecil yang indah itu, kita bisa melihat kota dari ketinggian dengan kereta gantung yang melintas di sepanjang sungai. Sayang, karena pernah macet di tengah perjalanan (ketika tengah mengangkut banyak orang didalamnya), untuk sementara waktu kereta gantung itu dihentikan operasinya, entah sampai kapan. Setelah kejadian itu, banyak orang yang takut naik sih…, trauma. Sekarang, tinggal towernya saja yang bisa dinaiki.

Di pulau kumala, kita bisa bermain sepuasnya dengan bermacam-macam wahana yang telah disediakan. Ada bom bom car, gokart, dan lain-lain. Menurut rencana, pulau ini akan dijadikan Dufannya Kaltim loh.

Karena pulau itu lumayan luas untuk ditelusuri dengan berjalan kaki, supaya nggak capek, kita bisa memanfaatkan jasa mobil keliling yang full musik. Hanya Rp.4000 per orang, kita bisa sepuasnya muter-muter melihat rumah adat, candi, patung Lembuswana raksasa, dan bangunan-bangunan unik lainnya yang terdapat di Pulau itu. Request berhenti sejenak di salah satu bangunan itu juga boleh.

Kami sempat berhenti di sebuah candi yang indah banget. Candi yang dipenuhi ukiran-ukiran artistik di dindingnya itu terletak di sebuah sudut di kawasan Pulau Kumala. Di ‘pintu selamat datang’, dihiasi dengan dua kepala naga, lalu di tengah bangunan, sebuah patung Lembuswana (seekor hewan suci yang menjadi lambang kerajaan Kutai) berdiri dengan kokoh. Keren. Setelah puas mengambil gambar, kami naik kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.

Puas berjalan-jalan, kita bisa berbelanja souvenir khas daerah setempat. Kebanyakan sih, souvenir yang dijajakan berbau Dayak, unik. Masalah makan, jangan kuatir. Di seberang Pulau itu berjajar warung-warung makanan yang bisa mengatasi rasa lapar yang kita derita. Kita bisa memilih warung seafood, warteg, kedai minuman, atau yang lainnya.
Nah, kalau berkunjung ke Samarinda, jangan lupa mampir ke Tenggarong ya…








No comments:

Post a Comment