Karena kalo sendiri aja, maksudnya berdua aja sama ayah, nggak mungkin. Selain gak tau jalan, juga gak seru. Jalan menuju danau itu
Singkat cerita, bunda nekat ke kelimutu. Bekalnya yakin 100% insyaAllah gak akan terjadi apa-apa. anjing menggonggong, bunda tetap berlalu.hehe. bunda benar-benar tutup telinga atas nada-nada khawatir yang tertangkap oleh indera pendengarannya. Nurutin kata takut, gak bakal sampai ke kelimutu, begitu prinsip bunda.
Sepanjang perjalanan, bunda tampak semangat 45. meski sempat pusing sebentar, bunda gak nyerah. Dasarnya bunda memang suka traveling ke tempat-tempat baru, jadi pantang mundur meski ayah merayu-rayu biar bunda ngebatalin niatnya. Tanjakan demi tanjakaan, tangga demi tangga, terasa seperti jalan lurus bagi bunda. Hingga nggak terasa bunda berhasil sampai puncak! Melihat langsung keindahan danau yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat itu, membuat bunda lupa kalau sedang hamil. Hehe.
Alhamdulillah sampai rumah nggak terjadi apapun yang ditakutkan. Besoknya, ketika yang lain kecapekan, kaki kram, pegel-pegel dan sebangsanya, bunda malah fine-fine aja. Sampai-sampai, orang lain yang lihat kondisi bunda pada heran plus nggak percaya. Yah, mungkin efek sugesti juga ya. Karena bunda selalu bilang padaku, aku harus kuat, gak boleh lemah, makanya selama dalam kandungan aku berusaha gak nyusahin bunda.
Kenyataannya, memang itulah kesempatan emas yang menghampiri bunda dan ayah. Karena waktu usiaku tiga bulan, ayah pindah kerja ke Samarinda. Untung waktu itu ayah bunda ikut ke kelimutu.. kalau gak, cerita ketika menetap di Ende kurang lengkap dong. Orang bilang, belum dikatakan pernah ke
ket foto:
1. kelimutu yang eksotik...
2. ibu hamil menapak tangga menuju puncak gunung, hehe
No comments:
Post a Comment