Tuesday 29 December 2009

Raya On Vacation (part.1: at Pantai Lamaru)

Sabtu, 26 Desember 2009
Pagi buta bunda membangunkanku. Mata yang masih merem rapat dipaksa melek lebar. Ough, bunda telah membuyarkan mimpiku dengan kejamnya! Kesadaranku belum sepenuhnya pulih. Tiba-tiba bunda memandikanku, waaaaa, kontan tangisku pecah membelah kesunyian pagi.
“Ssst, adek, cup cup, nggak usah nangis. Hari ini kita mau jalan-jalan ke Balikpapan lho…,” bunda menenangkanku. What? Mau jalan-jalan ke luar kota? Asyiiiik…!! Kuhentikan tangisku. “Kita akan ke pantai Lamaru dan bukit Bangkirai naik bus, rame-rame bersama teman-teman sekantor ayah,” tambah bunda. Pantai Lamaru? Bukit Bangkirai? Tempat apa itu? Aku belum pernah berwisata ke pantai atau bukit. Hmm, petualangan baru akan segera dimulai. Ready enjoy a journey….!!!
Pukul 7 lebih beberapa menit
Dua bus yang akan mengangkut kami akan segera berangkat. Sebelum berangkat berdoa dulu agar selamat sampai tujuan hingga pulang kembali ke rumah, dan selama perjalanan tidak ada hambatan apa pun. Bunda memimpin doa, bismillaahi majreeha wa mursaahaa inna robbii laghofuurur rochiim. Amin.

Pantai Lamaru, 11.30 Wita
Alhamdulillah, sudah sampai rupanya. Sepanjang perjalanan selama kurang lebih tiga jam tadi aku ketiduran, capek habis nyanyi-nyanyi dan bercanda sama ayah bunda. Alhamdulillah juga aku nggak mabuk perjalanan.

Begitu menginjakkan kaki, waaah, inilah pengalaman pertamaku ke pantai! Waktu dalam kandungan dulu, aku sering diajak ke pantai sama bunda, soalnya tempat tinggalku sebelum di Samarinda dekat banget sama pantai. Makanya, ayah bunda juga merasa senang sekali, karena selama dua tahun tinggal di Samarinda, baru kali ini ketemu pantai lagi.
Pantai Lamaru ini adalah salah satu pantai yang terdapat di Balikpapan. Letaknya di pesisir timur Balikpapan, tepat menghadap bentangan selat Makassar. Lamaru bisa dijangkau hanya dalam tiga puluh menit dari pusat kota dengan kendaraan sendiri, tetapi bisa satu jam naik taksi jurusan Dam-Manggar (taksi adalah sebutan untuk pete-pete di Balikpapan). Setelah membayar tiket seribu rupiah per orang (kalau membawa kendaraan mobil atau bus tarifnya 5.000—10.000 rupiah) kita akan memasuki jalan tak beraspal dan bergelombang. Melewati jalan itu rasanya seperti naik kuda atau joget dangdut, goyang-goyang terus, hehe…mantaaaap!
Bus yang kutumpangi parkir di sisi barat pantai. Kami lalu menggelar tikar di bawah pepohonan menghadap ke pantai. Semilir angin yang bertiup di sela pepohonan membawa kesejukan yang luar biasa. Ditambah lagi melihat keadaan sekeliling yang bersih tanpa sampah (disini sampah organik dan non-organik dipisah lho), cukup untuk mengusir rasa penat sepanjang perjalanan tadi. Setelah duduk dan makan-makan camilan sebentar..., tibalah, saatnya bermaiiiin…!!!
Sesuai rencana, Raya akan bermain pasir di tepi pantai sepuasnya. Awalnya sih, nggak ada rencana nyebur ke pantai, karena bunda lupa tidak membawa baju ganti buat ayah. Tetapi akhirnya ayah nyebur juga dengan celana sewaan yang disewa seharga 10.000 rupiah di tempat persewaan baju. Ya, selain persewaan pelampung untuk berenang, di Lamaru juga tersedia persewaan baju, persewaan bola untuk sepak bola atau voli, dan persewaan tikar untuk duduk lesehan. Lengkap kan? Masalah makan, nggak perlu khawatir. Di sana banyak warung makan yang menyediakan aneka masakan seperti soto, nasi ayam, ikan bakar, dll. Kalau minuman, yang jadi andalannya adalah es kelapa muda yang disajikan lengkap dengan batok kelapanya. Hmmm…ajiiiiipp…!

Puas bermain pasir dan berendam di pantai, Raya segera dimandikan sama bunda. Oiya, tentang tempat mandi ini, kita bisa memanfaatkan bilik-bilik kecil yang ada di sekitar pantai untuk mandi atau sekedar membilas badan yang kotor oleh air pantai. Rata-rata tarifnya 3000 rupiah. Tapi untuk buang air kecil tarifnya seribu rupiah, dan buang air besar dua ribu rupiah. Ngapain ya, tarifnya dibedain gitu? Hehe...
Selain bermain pasir, main bola, dan berenang, kita juga bisa memanfaatkan pantai untuk main layang-layang. Angin yang leluasa bertiup memungkinkan untuk itu. Fasilitas lainnya, kita bisa naik perahu, perahu sepeda, banana boat, dokar/andong, atau ber-paralayang. Tarifnya berkisar antara 10.000—25.000. Sebenarnya Raya ingin naik perahu sepeda. Tapi karena nggak ada temannya, nggak jadi deh….
Bagi yang muslim, nggak masalah kalau seharian di Lamaru. Karena di sana dilengkapi musola kecil yang bisa digunakan untuk solat lima waktu. Memang sih, musolanya kurang layak pakai. Tapi lumayan-lah, daripada nggak ada. Hehe…
Puas di Lamaru, saatnya cabut ke Bukit Bangkirai….!!!
to be continued...

2 comments: